Selasa, 02 April 2013

Meresensi Prosa Lama


ASAL USUL GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuriang selalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. Dayang Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapi akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya. Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

Resensi :
            Menurut saya cerita ini merupakan cerita dimana seseorang yang terlalu cinta dengan orang yang dikasihi nya. Sehingga apapun yang dimintanya selalu dituruti. Dalam cerita ini dibuktikan betapa sayang Sakuriang kepada ibunya, tetapi karena Sakuriang ingin tetap dikasihi oleh ibunya dia terpaksa membunuh Tumang yang dianggap nya anjing penjaganya padahal Tumang adalah ayah nya sendiri. Lalu karena ibu Sakuriang sangat sayang kepada Tumang akhirnya Sakuriang dimarahi sampai-sampai dipukul oleh ibunya sendiri.
            Setelah beberapa tahun kemudian Sakuriang akhirnya bertemu dengan ibunya, tetapi Sakuriang tidak menyadari bahwa wanita yang ditemuinya adalah ibunya. Dan Sangkuriang sangat menyukai wanita tersebut. Ibunya pun tidak mengetahui bahwa pria yang ditemuinya adalah anaknya sendiri. Sehari sebelum pernikahannya Dayang Sumbi melihat bekas luka Sangkuriang akibat dipukul oleh Dayang Sumbi. Dan karena menyadari Sangkuriang adalah anaknya dia berusaha untuk mengagalkan pernikahannya.
            Dayang Sumbi mengajukan syarat untuk Sangkuriang untuk membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing. Lalu karena begitu besarnya cinta Sangkuriang kepada Dayang Sumbi dia sangat mengerjakannya dengan cepat dengan dibantu oleh jin-jin. Akan tetapi karena Dayang Sumbi takut jika Sangkuriang bisa menyelesaikan maka dia meminta kepada dewa-dewa agar fajar lebih cepat menyingsing.
            Dan Sangkuriang mengetahui bahwa dia telah ditipu sangat marahlah Sangkuriang dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu.
Dalam cerita ini ada hubungan manusia dan cinta kasih, penderitaan, tanggung jawab dan kegelisahan. Hubungan manusia dan cinta kasih sangat jelas dalam cerita ini bagaimana Sangkuriang yang sangat menyukai ibunya. Hubungan manusia dan penderitaan diperlihatkan di akhir cerita bahwa Sangkuriang sangat marah dan hatinya sangat menderita setelah ditipu.
            Hubungan manusia dan tanggung jawab diperlihatkan saat Sangkuriang terpaksa harus membunuh Tumang dan akhirnya dia dipukul oleh ibunya. Hubungan manusia dan kegelisahan diperlihatkan saat Dayang Sumbi yang gelisah saat Sangkuriang ingin menyelesaikan bendungan yang merupakan syarat untuk menikahi Dayang Sumbi.

Sumber : http://legendakita.wordpress.com/2007/10/08/asal-usul-gunung-tangkuban-perahu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar