Kepemimpinan
Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson (lahir di
Govan, Glasgow, 31 Desember 1941; umur 72 tahun) adalah seorang pelatih dan
mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang pernah menangani
Manchester United, di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan.
Dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah, dia telah
memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang sejarah sepak
bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November
1986 sampai tahun 2013, menggantikan Ron Atkinson.
Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses
dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 10 gelar
juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris
meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi
satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga
menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris
sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and
2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest)
dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan
kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali. Ferguson resmi menyatakan
pensiun sebagai pelatih United pada 9 Mei 2013. Posisinya akan digantikan oleh
David Moyes terhitung mulai 1 Juli 2013.
Karier klub
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung
dengan klub amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang
ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya ke klub
amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan publik dengan
mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers. Performanya membuat ia
dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson berhasil
mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic akan tetapi kalah 3-2.
Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika melawan
St. Johnstone pada pertandingan sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline,
ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe
McBride dengan 31 gol. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub
impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata tidak
menyenangkan Ferguson. Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior.
Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers.
Ia kemudian ditawari pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest. akan tetapi
istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih
untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih merangkap
pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh John Prentice.
Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United dimana ia bermain disana
sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak
total 170 gol dalam 317 pertandingan.
Karier Manajerial
1.
East Stirlingshire (1974)
Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun
sebagai pemain, Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East
Stirlingshire pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya
bertahan sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St.
Mirren untuk menjadi manajer.
2.
St. Mirren (1974-1978)
Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4
musim menangani klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang
tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu
menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya.
Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark,
Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam
mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978 karena
konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya. Presiden klub St.
Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai
kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub
satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang karier manajerialnya.
3.
Aberdeen (1978-1986)
Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy
McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic, ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan
Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena
usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan
meraih respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer
mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun
tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke
semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya
Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee
United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang
seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay
tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan
sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini
membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan
direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga
pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang
Galak". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena
mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang
sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak
pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub saja (Rangers dan
Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim
berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini
mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di
ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media
setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München setelah klub itu
mengalahkan Tottenham Hotspur 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini
mendatangkan kepercayaan diri pada skuad Aberdeen yang percaya mereka dapat
meraih sukses dalam ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada
11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa Spanyol, Real Madrid 2-1 dalam
final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia yang meraih sukses Eropa setelah
Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan
mahkota juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final.
musim berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke
tiga kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal
ini membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984. Fergie kembali membawa
Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Musim
berikutnya (1985/86) mereka gagal dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen,
walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang
sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim
nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun
meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk
menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk
Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di
Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk
menjadi salah satu direktur di klub tersebut, namun Fergie menolaknya dan
mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim
1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87,
namun pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United
untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
4.
Manchester United (1986-2013)
·
Awal karier di Manchester United
Awal kariernya di Old Trafford
tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang
kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan
Bryan Robson), mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level
kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie
Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan
mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain,
hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU. Pertandingan debutnya berakhir
dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil
imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United
dibawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan
Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil
memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang
istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day,
hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya
sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub
Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United,
Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat
terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa
pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson,
Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia
meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim
1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang
kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun
di FC Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun
penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada
klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan
melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai
salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya
penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam pertandingan.
·
Gelar liga pertama
Musim 1989/90, Ferguson kembali
mendatangkan pemain baru ; Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary
Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal
dimana Setan Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan
setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester City, spanduk yang
meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old Trafford. Fergie sendiri
menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa tergelap selama
kariernya dalam dunia sepak bola" dimana United manjadi salah satu calon
klub yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap
mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk
klub karena beberapa pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas peran serta
Ferguson yang mengubah sistem pelatihan dan pencarian bakat di United.
Kepercayaan dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada
final replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian
Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama menangani
United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU. Pada awal
musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper asing dari Denmark, Peter Schmeichel
untuk mengawal gawang United dan Andrei Kanchelskis untuk mengisi pos sayap
kanan. Raihan trofi pertama membuat para fans berharap banyak pada musim
berikutnya 1990/91, dimana sekali lagi United menghadirkan performa impresif
ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2. Namun performa yang kurang konsisten
membuat United menderita kekalahan dari klub gurem Sunderland, Liverpool juga
mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield diikuti kekalahan dari klub sekota
Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0. Kekalahan melawan Everton ini
merupakan debut dari sayap kiri muda yang fenomenal, Ryan Giggs di tim utama
setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuat junior mereka. Performa inkonsisten
mereka di Liga Inggris ternyata tidak berpengaruh pada penampilan mereka dalam
ajang eropa. United melaju hingga partai final yang mempertemukan mereka dengan
FC Barcelona dalam ajang Piala Winners dimana Setan Merah mengalahkan wakil
Spanyol itu 2-1. Sayangya United kembali mengalami kegagalan pada musim
berikutnya, walaupun sukses dalam ajang Piala Liga dan Piala Super Eropa,
United gagal mempertahankan performa mereka dalam kompetisi domestik. Setelah
gagal merekrut Alan Shearer, United mendatangkan penyerang Dion Dublin pada
musim panas 1992. Penampilan sayap kiri muda Ryan Giggs semakin impresif
setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang berposisi sama dengan Giggs, pada musim
1990/91. Dengan skuat yang ada saat itu, fans United mulai yakin akan performa
Setan Merah dalam meraih trofi pertama mereka sejak musim 1966/67. Setelah
performa buruk pada paruh pertama musim (peringkat 10 dari 22 klub), Fergie
mendatangkan pemain baru pada Januari 1993, Eric Cantona (yang menjuarai Liga
Inggris musim sebelumnya bersama rival United, Leeds United) sebesar £1.2 Juta.
Penampilan Cantona bersama Mark Hughes di lini depan dan mental juaranya yang
kental, langsung berimbas pada performa United secara keseluruhan yang langsung
melejit memuncaki daftar klasemen dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2
Aston Villa dan akhirnya menjadi juara Liga Premier Inggris yang pertama
kalinya. Ini juga trofi Liga Inggris yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan
menjadi trofi Liga pertama untuk Fergie sejak ia datang sebagai manajer United
pada 1986. Musim 1993/94 Ferguson memperkuat skuat United dengan mendatangkan
gelandang emosional, Roy Keane dari Nottingham Forest sebesar £3.75 juta
sebagai calon pengganti kapten United saat itu, Bryan Robson yang mulai
memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal musim
sampai akhir musim 1993/94. Cantona menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25
gol. (Walaupun 2 kali terkena kartu merah dalam jangka waktu 5 hari). Fergie
juga memimpin United tampil dalam final ajang Piala FA dengan mengalahkan
Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double pertama di United setelah dulu pernah
mencapai prestasi serupa di Aberdeen.
·
Kemenangan ganda dan kekalahan
Musim 1994/95 merupakan ujian
berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan karena menendang
seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park, kandang Palace. Selain
larangan tampil selama 8 bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari
dan harus menjalankan tugas sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi
Cantona, maka United mentransfer Andy Cole dari Newcastle United sebesar £7
juta plus Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi
musim debut para pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior :
Paul Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya
Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92) telah mendapat tempat reguler dalam
tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara setelah imbang
1-1 melawan West Ham United pada pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga
gagal dalam final Piala FA dari Everton 1–0. Musim berikutnya (1995/96) Fergie
mengejutkan para fans dengan melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di
transfer ke Inter Milan sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang
dilepas ke Chelsea sebesar £1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke
Everton. Pertandingan pertama United membuat dugaan media dan fans mereka
seperti terbukti, kalah oleh Aston Villa 3-1, United dicap "tidak akan
memenangkan apapun dengan skuat belia". Para pemain belia itu menunjukkan
bukti sebaliknya dengan memenangkan 5 pertandingan berturut-turut, termasuk
membalaskan dendam kepada Everton, 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan
menang 2-1 atas juara bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn
Rovers. Pada Desember 1995, kembalinya Cantona memperbaiki performa United di
liga, dimana mereka tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United.
Sampai pada Januari 1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1
poin saja setelah Setan Merah menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan
sesama kandidat juara, Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses
meraih gelar juara Liga Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang
dimanajeri mantan kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar
Piala FA mengalahkan Liverpool 1–0, lewat gol Cantona. Musim 1996/97 Fergie
mendatangkan seorang penyerang belia dari Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer yang
akhirnya secara mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta
seorang bek bernama Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif
gelandang kanan dari United, David Beckham, yang memakai kostum no. 10 milik
Mark Hughes, lewat gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United menang
2-0. Setan Merah kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4
mereka dalam 5 musim, menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier
Inggris. Dalam pertandingan di kancah Liga Champions mereka berhasil mencapai
semfinal sebelum dikalahkan oleh wakil Jerman, Borussia Dortmund yang akhirnya
menjadi juara pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona, kapten United
saat itu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain dengan alasan sudah
kehilangan motivasi dan gairah dalam bermain sepak bola. Jabatan sebagai kapten
United saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper
Peter Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan
kepada David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya
bersama United.
·
The Treble
Mengawali musim 1997/98 dengan
skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman skuat dengan
mentransfer penyerang Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10
milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Cantona dan bek Henning
Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua
ajang. Pada musim panas 1998, Fergie kembali mentransfer seorang penyerang,
Dwight Yorke dari Aston Villa, bek tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan winger
serba bisa Jesper Blomqvist dengan total nilai transfer mencapai hampir £30
juta. Dengan kedalaman skuat United mereka, Setan Merah mencapai kesuksesan
mereka pada musim ini dengan raihan 3 trofi juara dalam semusim (dikenal dengan
nama "The Treble") lewat beberapa pertandingan yang meguras emosi
Fergie. Pertama adalah saat United berhadapan dengan Juventus di semi final
Liga Champion. Menit-menit awal merupakan mimpi buruk bagi United ketika Juve
unggul dengan 2-0, namun lewat penampilan heroik sang kapten United, Roy Keane,
Setan Merah berhasil membalikkan keadaan dengan unggul 3-2 dan melaju ke final
pertama mereka di ajang Liga Champion sejak tahun 1968. Keane sendiri, bersama
Paul Scholes, gagal tampil dalam laga final melawan Bayern München. Pada ajang
semifinal Piala FA, Keane dikartu merah saat melawan rival domestik United,
Arsenal dan menyebabkan pinalti pada menit-menit akhir laga. Peter Schmeichel
kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menghadang pinalti tersebut dan Ryan
Giggs mencetak gol sensasional penutup laga setelah sendirian ia mendribel bola
melewati sebagian pemain Arsenal. United kemudian memenangkan final Piala FA
setelah mengalahkan Newcastle United lewat gol Sheringham dan Scholes, 2-0.
Sebelum Final Piala FA Fergie telah memastikan diri sebagai Juara Liga Inggris.
Laga final Liga Champion diawali lewat gol Bayern München pada menit-menit
awal. Pada saat turun minum, Fergie memompa semangat skuatnya dan memasukkan
dua penyerang, Sheringham dan Solskjaer untuk mengejar ketinggalan dari Bayern.
Pilihan Fergie terbukti jitu, saat laga memasuki 3 menit tambahan (injury
time), Beckham melambungkan bola dari sepak pojok yang kemudian disambar oleh
Teddy Sheringham, 1-1. Bayern yang dalam tekanan hebat dari United kembali
terkena sepak pojok, yang kembali diambil oleh Beckham. Bola lambung dari
Beckham kali ini diarahkan ke mulut gawang Bayern yang dijaga oleh Oliver Kahn,
yang tidak mengantisipasi pergerakan Solskjaer di depan gawangnya. Umpan itu
pun disontek pelan oleh Solskjaer ke dalam gawang Bayern sehingga membalikkan
keadaan menjadi 2-1 pada menit tambahan ke 3. Pita merah-hitam yang
melambangkan warna seragam Bayern, yang telah melilit Piala Liga Champion pun
diganti oleh warna merah-putih, warna kebesaran Manchester United. Pada akhir
musim Alex Ferguson dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris, namanya pun resmi
menjadi Sir Alex Ferguson.[10]. Musim ini juga menjadi musim terakhir bagi
Peter Schmeichel di United, ia memilih pindah ke klub liga Portugal, Sporting
Lisbon. Fergie kemudian mengambil Mark Bosnich dari Aston Villa untuk
menggantikan posisi Schmeichel.
Pada musim 1999/00 dominasi United
bersama Fergie semakin terlihat di klasemen akhir Liga Inggris, dimana Setan
Merah unggul jauh atas rival mereka dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United
meraih trofi Piala Toyota mereka yang pertama dalam sejarah klub dengan
mengalahkan Palmeiras di final. Giggs keluar sebagai pemain United pertama yang
meraih gelar pemain terbaik pada ajang ini. Kepiwaian Fergie dalam
mengembangkan United sebagai merek global tutur mendongkrak performa klub pada
ajang kompetisi. Hal ini membuat United menjadi magnet bagi pesepak bola
terbaik dunia untuk bergabung di Old Trafford. Pada akhir musim Fergie
mendatangkan Ruud van Nistelrooy dari PSV Eindhoven seharga £18 juta, rekor
pembelian pemain bagi klub Inggris saat itu, namun karena cedera maka United
menunda kedatangan Nistelrooy setahun berikutnya. Fabien Barthez juga
didatangkan dari AS Monaco senilai £7.8 juta, menjadikannya sebagai kiper
termahal dunia saat itu. Barthez menggantikan posisi Bosnich dan Massimo Taibi
sebagai kiper yang tampil buruk sepanjang musim. Musim 2000/01 diakhiri United
dengan raihan Liga Premier Inggris untuk yang ketiga kalinya secara beruntun.
Fergie jelas menjadi figur penting dalam raihan trofi United selama 3 musim
terakhir. Namun performa United pada Liga Champion menemui kegagalan setelah
kalah pada perempat final oleh Real Madrid pada musim 1999/00 dan Bayern
München pada musim 2000/01. Pada akhir musim 2000/01 United mentransfer Juan
Sebastián Verón dari Lazio senilai £28.1 juta. Verón menjadi pemain termahal
yang pernah dibeli oleh Fergie saat itu.Ia bergabung bersama dengan van
Nistelrooy yang telah sembuh dari cederanya tahun lalu.
·
Membangun kembali dan transisi
Pada awal musim 2001/02 diwarnai
dengan penjualan kontroversial bek Jaap Stam ke Lazio seharga £16 juta, yang
mana membuat keseimbangan skuat Fergie terganggu. Absennya Stam di lini
belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek United lainnya dan keputusan ini
pun disesali kemudian oleh Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek.
Performa United menukik tajam dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim.
Performa United membaik seiring bergabungnya bek tua (36 tahun) Laurent Blanc
dari Inter Milan pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga
sehingga melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya
bisa membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya
menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor usia dan penurunan
prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk mundur dan tetap menangani
United untuk 3 tahun ke depan. Pada akhir musim Fergie mencetak rekor
pembeliannya selama menangani United dengan merekrut bek Tim Nasional Inggris,
Rio Ferdinand sebesar £30 juta dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya
sebagai bek termahal dunia saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz
sebagai asisten manajer bagi United. Hasilnya terlihat pada musim 2002/03
dimana United berhasil menjadi juara Liga, dimana 2 bulan sebelum liga berhasil
mereka tertinggal 8 angka dari kandidat juara Arsenal. Namun lewat penampilan
tak terkalahkan sejak Desember, United berhasil meraih trofi juara Liga
Inggris. Fergie sendiri sangat puas atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena
kritikan tajam kepada Fergie sebelum awal musim yang dituduh telah kehilangan
ambisi dalam menangani United. Pada akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan
melepas gelandang kanan United, David Beckham ke klub Spanyol, Real Madrid
sebesar 35 juta Euro, menyusul insiden dimana Fergie, yang sedang mengamuk pada
istirahat babak pertama ketika United berjumpa Arsenal dalam ajang Piala FA,
secara tak sengaja menendang sepatu sehingga melukai pelipis kanan Beckham.
Untuk mengisi posisi Beckham, Fergie secara tak terduga mentransfer seorang
anak muda berbakat dari Sporting Lisbon, Cristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta.
Menjadikannya orang Portugal pertama yang bermain untuk United. Ia juga
diberikan seragam no. 7 yang dulu dipakai oleh para legenda klub, seperti
Beckham, Cantona dan George Best. Bulan Januari Fergie kembali mendatangkan
penyerang Louis Saha unutk menggantikan posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu
berakhir dengan kegagalan United pada Liga Inggris dengan menempati posisi 3
klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion United juga mengalami kegagalan di
tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Pada akhir musim
itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda Inggris, Wayne Rooney dari Everton
senilai £20 juta. Rooney menjadi target transfer sejumlah klub besar Eropa tapi
Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk bergabung bersamanya di United. Tapi
absennya penyerang utama, van Nistelrooy membuat Setan Merah finish di
peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir musim ini, Malcolm Glazer
berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester United, hal ini mengundang
gelombang protes dari para fans United yang khawatir biaya transfer pemain
untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini Fergie mendatangkan kiper
sarat pengalaman, Edwin van der Sar dari Fulham dan gelandang serba bisa Park
Ji Sung yang di transfer dari PSV. Musim ini merupakan musim transisi dari
United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan unutk hengkang dari United dab
bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya United gagal melaju dari babak
play-off Liga Champion. Nemanja Vidić dan Patrice Evra bergabung dengan skuat
United pada bulan Januari 2006 dan Fergie berhasil membawa United menjadi
runner-up Liga Inggris dibawah Chelsea dan menjuarai Piala Liga Inggris. Masa
depan van Nistelrooy di United meenjadi tak menentu, terutama karena performa
Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah mendapat tempat utama di skuat
Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah ke Real Madrid.
·
Kedua Liga Champions Eropa
Awal musim 2006/07 menjadi suatu
ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo
dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu
membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie
berhasil membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu.
Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuat
United dalam menjalani awal musim baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006,
membuat Fergie mengincar gelandang Tottenham Hotspur, Michael Carrick. Dan pada
awal musim Carrick resmi bergabung dengan skuat Setan Merah dengan nilai
transfer £14 juta. Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama
kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie
membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan
skema permainan yang diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan
besar atas pencapaian United, mereka membentuk lini belakang solid bersama
dengan kiper Edwin van der Sar, Rio Ferdinand dan kapten Gary Neville.
Sementara Carrick menghadirkan stabilitas permainan di lapangan tengah, bahu
membahu dengan Ronaldo, Giggs, Park Ji Sung dan Scholes menyokong Rooney di
lini depan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara
Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal
dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di
Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5
setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda
kebangkitan dari Setan Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing
dari Arsenal, Liverpool dan Chelsea.
Awal musim 2007/08, Fergie kembali
mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang bertahan Owen
Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006, sayap
serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brasil dan
penyerang Carlos Tevez resmi bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan
kedalaman skuatnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan
Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa
dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta
kalah 0-1 dari rival sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi
skuatnya dan penampilan United sonta berubah drastis menjadi kompetitor dalam
meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea. Musim ini juga
merupakan musim terbaik dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak
42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas
sebagai top-scorer Eropa, top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat
Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final
Liga Champion berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada
babak pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu
pinalti, Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang
kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi
Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie
mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester United pada
tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan
terus menjadi menajer United selama fisiknya masih memungkinkan. Musim
berikutnya Fergie kembali meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya
dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris
18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo
yang pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia sampai saat ini, £80
juta. Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya
sebagai menejer klub. Musim 2009/10 menghadirkan kekecewaan bagi Fergie dimana
ia gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan melewati raihan trofi
Liverpool.
referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Alex_Ferguson
Tidak ada komentar:
Posting Komentar